Menyebut wisata pantai yang ada di Yogyakarta, pasti ingatan Anda akan tertuju pada pantai Parangtritis. Pantai yang berada di selatan pulau Jawa ini memang sudah cukup terkenal. Sebagian besar wisatawan yang berkungung ke Yogyakarta pasti mempunyai keinginan untuk menyempatkan diri berkunjung ke Pantai Parangtritis.
Nama Parangtritis sendiri mempunyai sejarah yang cukup menarik. Konon, ada seorang pelarian dari kerajaan Majapahit yang bernama Dipokusumo yang melakukan persemedian di tempat ini. Saat melakukan semedi, dia melihat air yang menetes (tumaritis) dari sela-sela batu karang (parang). Kemudian dia memberi nama tempat itu Parangtritis yang berarti air yang menetes dari batu.
Pantai Parangtritis diyakini oleh masyarakat merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan atau yang lebih dikenal dengan Nyai Roro Kidul. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Nyai Roro Kidul menyukai warna hijau. Oleh karena itu, wisatawan yang berkunjung ke pantai Parangtritis disarankan untuk tidak memakai baju berwarna hijau.
* Canci Prambanan
Candi Rara Jonggrang atau Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta. Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya. Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat.
0 Tinggalkan Komentar Anda:
Posting Komentar